Rabu, Mei 27, 2009

Tempe Bisa Memperpanjang Usia


Tempe diketahui sarat dengan kandungan gizi dan baik bagi kesehatan.
Telah banyak pakar yang meneliti kelebihan makanan rakyat yang satu ini.
Bahkan, Dr Mary Astuti, ahli nutrisi dari Universitas Gadjah Mada,
mengaitkan tingginya usia harapan hidup seseorang dengan tingkat
konsumsi tempe.
Menurut pakar tempe ini, mengkonsumsi tempe secara teratur bisa
meningkatkan usia harapan hidup seseorang. Hal ini bisa dilihat pada
tingginya angka usia harapan hidup penduduk Yogyakarta, yang merupakan
daerah dengan tingkat konsumsi tempe tertinggi di Indonesia.
"Orang Yogya rata-rata mengkonsumsi 75 gram tempe per hari," ujar Dr
Mary Astuti, kepada Pembaruan, seusai berbicara dalam seminar "Peranan
Kedele pada Kesehatan" di Jakarta, baru-baru ini.
Jepang, lanjutnya, juga mempunyai tingkat konsumsi tempe cukup tinggi.
Di sana, pernah dilakukan penelitian di suatu daerah yang usia harapan
hidupnya paling rendah. Ternyata, ditemukan tingkat konsumsi tempe
penduduknya juga rendah.
"Khasiat tempe pada kesehatan tidak diragukan lagi. Beberapa penelitian
telah membuktikan, tempe memiliki efek antidiare dan hipolipidemik."
"Dengan efek antidiare, tempe bisa digunakan untuk mengatasi kasus-kasus
gastroenteritis pada anak, sedangkan efek hipolipidemia dapat digunakan
untuk pencegahan penyakit jantung koroner," tandas Astuti.
Memang kita tidak perlu ragu lagi, tempe yang dipandnag sebagai makanan
rakyat kelas bawah ini, mempunyai khasiat yang luar biasa.
Apalagi, sebagaimana yang diteliti oleh Ambar Yoganingrum dan Minta
Rachmawati, staf dari Pusat Data dan Informasi Ilmiah (PDII) Lembaga
Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), limbah olahan tempe pun ternyata
sangat bermanfaat.
Menurut mereka, tempe sebagai hasil olahan kedelai, memiliki berbagai
kelebihan yang menakjubkan. Kandungan protein yang tinggi pada tempe
sangat baik untuk pertumbuhan anak-anak; mencegah diare dan perut
kembung pada anak.
Selain itu, kandungan isoflavonnya merupakan obat berbagai penyakit
modern seperti kanker, jantung, dan Atherosklerosis.
Tempe juga mengandung berbagai vitamin, sembilan jenis asam amino
essensial, dan tidak mengandung kolesterol.
Keajaiban tempe bukan saja pada nilai gizi dan khasiatnya. Limbah yang
dihasilkan pada pembuatan tempe, berupa limbah padat dan cair dapat pula
dimanfaatkan.
Dengan demikian, kemungkinan rusaknya ekosistem akibat limbah tersebut
bisa dicegah. "Limbah yang dibuang begitu saja ke lingkungan tanpa
diolah terlebih dulu akan merusak ekosistem."
"Lingkungan yang dapat terpengaruh adanya limbah yakni air, tanah dan
udara, sehingga menyebabkan akumulasi dan pencemaran seperti sungai
menjadi kotor, tanah tidak dapat ditanami, serta ikan-ikan dan biota
lainnya mati," ujar mereka.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran tersebut, limbah olahan tempe
seperti air bekas rendaman, dan kulit kedelai dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan.

Manfaat Limbah Kedelai
Biasanya, lanjut mereka, air bekas rendaman kedelai dibuang begitu saja
oleh pengusaha tempe, sebab dianggap sudah tidak memiliki nilai ekonomis
lagi untuk diolah lebih lanjut.
Padahal, air bekas rendaman tersebut masih berguna sebagai bahan dasar
pembuatan minuman segar berupa Nata de Soya.
Minuman ini merupakan hasil fermentasi air bekas rendaman kedelai dengan
Azetobacter, di mana air limbah tersebut berfungsi sebagai media
pertumbuhan bakteri Azetobacter.
Kendati hanya sisa rendaman, air limbah tersebut diperkirakan masih
mengandung protein, karbohidrat, dan serat berlarut.
Sebagai hasil fermentasi, Nata de Soya kaya dengan kandungan serat yang
sangat baik untuk mencegah penyakit sembelit.
Manfaat lain air bekas rendaman tersebut, pengolahan limbah cair secara
biologis dengan menumbuhkan Algae (chrorella sp).
Hasil penelitian di Jepang tahun 1980, yang membandingkan antara limbah
cair kedelai, kotoran berupa lumpur, dan air daun teh pada pertumbuhan
Chlorella menunjukkan; pertumbuhan Chlorella tertinggi diperoleh pada
medium air kedelai dengan jenis Chlorella pyrenoidosa, yakni tumbuhan
renik air (Phytoplanton) berukuran sangat sedang kecil antara 3-15
mikron, bersel tunggal, berinti sel, tidak memiliki akar dan daun, serta
hidupnya mengapung.
Chlorella banyak mengandung asam lemak Omega-3 yang memiliki sifat
sangat istimewa, yakni dapat menurunkan kadar kolesterol dan
trigliserida darah, serta meningkatkan kadar lipoprotein berat jenis
tinggi (HDL) dalam darah.
Menurut para ahli gizi, kebutuhan manusia akan asam lemak Omega-3
kira-kira setara dengan 30 gram daging ikan segar per hari.
Sehingga, untuk memperoleh asam lemak Omega-3, orang tidak perlu
mengkonsumsi ikan laut, tapi cukup dengan chlorella.

Manfaat Kulit Kedelai
Pada pembuatan tempe, kulit kedelai memang harus dikupas dan tidak
diikutkan pada proses selanjutnya.
Kulit kedelai mengandung 9-16,5 persen protein, 67 persen serat, dan
kadar lignin rendah. Komposisi kandungan kulit kedelai ini bervariasi,
tergantung dari cara pengolahannya, yakni pengupasan secara manual akan
berbeda nilainya dengan cara menggunaka mesin (digiling).
Karena kandungan tersebut, kulit kedelai dimanfaatkan untuk makanan
ternak. Tambahan pula dengan kadar lignin yang rendah, kulit kedelai
dapat dicerna dengan sempurna dalam saluran pencernaan sapi, kambing,
dan babi.
Dalam studi literaturnya, Ambar dan Minta mengatakan, dalam dunia
farmasi temuan Tim Prof Dr Djojosoebagia berupa serat kasar dari kulit
kedelai menunjukkan; kedelai yang telah berhasil dihilangkan kulitnya,
tidak memiliki kemampuan menurunkan kolesterol dalam darah.
Kulit kedelai memiliki daya menurunkan kolesterol darah, kadar
trigliserida, kadar LDL (Low Density Lipoprotein), dan HDL (High Density
Lipoprotein).
Serat yang dikandung kulit kedelai dapat menghambat intensitas
penyempitan pembuluh darah, ini disebabkan karena kandungan terhadap
Campesterol, Stigmasterol, dan Beta sitosterol. Serat dalam kulit
mengandung selulosa 47 persen, dan hemiselulosa hampir 20 persen.
Selulosa ini diekstraksi dan digunakan untuk berbagai keperluan.
Hemiselulosa kulit kedelai dapat merangsang kerja IPSF (Immunoglobulin
Production Stimulating Factor) untuk menghasilkan immunoglobin pada
manusia. Immunoglobin, senyawa yang berperan terhadap kekebalan tubuh
manusia terhadap penyakit.
Pada industri kimia, kulit kedelai dimanfaatkan untuk pembuatan PCS
(Plastic Composite Support). PCS ini mengandung 35 persen kulit kedelai
dan 15 persen limbah pertanian yang lain, serta 50 persen lagi
Polipropilen.
PCS merupakan media tumbuh yang digunakan untuk proses fermentasi pada
pembuatan alkohol, dan asam laktat kulit kedelai pun dimanfaatkan
sebagai campuran pada karbon penyerap. Pada industri makanan, kulit
kedelai ini digiling menjadi tepung, dan digunakan sebagai cmpuran
pembuatan roti.
Dalam roti juga dimasukkan senyawa besi, karena senyawa besi ini penting
di dalam sel-sel jaringan, terutama di dalam haemoglobin darah, sebagai
pengangkut oksigen.
Bila senyawa besi ini kurang, biasanya akan terjadi penyakit kekurangan
darah. Roti yang dikonsumsi ini dimaksudkan untuk pengobatan penyakit
anemia (kekurangan darah). Percobaan pada tikus menunjukkan adanya
peningkatan haemoglobin (Hb) dan hemotocrit (Hct), setelah mengkonsumsi
roti tersebut.
Selengkapnya...